Pencak silat bukan sekadar seni bela diri, melainkan sarana pendidikan karakter yang mencerminkan nilai-nilai universal olahraga. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Mulyana, S.Pd., M.Pd., Guru Besar Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dalam Upacara Pengukuhan Guru Besar Tahun 2025 di Gedung Achmad Sanusi Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung. Selasa (4/11/2025).
Menurut Prof. Mulyana, nilai-nilai olahraga tercermin dalam sikap dan perilaku atlet selama proses latihan maupun pertandingan. Melalui aktivitas bela diri, atlet belajar disiplin mematuhi aturan, bekerja sama, belajar memimpin, serta mampu menyikapi kemenangan dan kekalahan secara sportif. “Pada dasarnya, pencak silat adalah sarana silaturahmi,” ujarnya.
Ia menambahkan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa aktualisasi nilai-nilai luhur pencak silat sejalan dengan nilai-nilai universal olahraga yang digagas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Aktivitas olahraga yang mengandung nilai dan keterampilan diyakini dapat diajarkan kepada individu secara efektif.
“Pengajaran pencak silat tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga memenuhi kriteria gerakan United Nations dalam menanamkan nilai-nilai universal olahraga,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prof. Mulyana memaparkan bahwa pencak silat mengandung empat aspek utama, yaitu mental spiritual, seni, bela diri, dan olahraga, yang saling terintegrasi dalam proses pendidikan.
Pencak silat bukan sekadar seni bela diri, melainkan sarana pendidikan karakter yang mencerminkan nilai-nilai universal olahraga. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Mulyana, S.Pd., M.Pd., Guru Besar Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dalam Upacara Pengukuhan Guru Besar Tahun 2025 di Gedung Achmad Sanusi Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung. Selasa (4/11/2025).
Menurut Prof. Mulyana, nilai-nilai olahraga tercermin dalam sikap dan perilaku atlet selama proses latihan maupun pertandingan. Melalui aktivitas bela diri, atlet belajar disiplin mematuhi aturan, bekerja sama, belajar memimpin, serta mampu menyikapi kemenangan dan kekalahan secara sportif. “Pada dasarnya, pencak silat adalah sarana silaturahmi,” ujarnya.
Ia menambahkan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa aktualisasi nilai-nilai luhur pencak silat sejalan dengan nilai-nilai universal olahraga yang digagas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Aktivitas olahraga yang mengandung nilai dan keterampilan diyakini dapat diajarkan kepada individu secara efektif.
“Pengajaran pencak silat tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga memenuhi kriteria gerakan United Nations dalam menanamkan nilai-nilai universal olahraga,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prof. Mulyana memaparkan bahwa pencak silat mengandung empat aspek utama, yaitu mental spiritual, seni, bela diri, dan olahraga, yang saling terintegrasi dalam proses pendidikan. Dikutip dari berita.upi.edu
