Harga emas dunia pada awal pekan, Senin (1/12/2025), menunjukkan penguatan mendekati level USD 4.230 per troy ounce. Kenaikan ini melanjutkan tren positif lebih dari 1 persen yang tercatat pada Jumat lalu, didorong minimnya rilis data ekonomi global dan sentimen pasar yang bullish.
Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, menilai tren emas dalam beberapa sesi terakhir semakin condong ke arah bullish. Pola candlestick bullish pada grafik harian dan posisi harga di atas beberapa Moving Average utama memperkuat validitas tren kenaikan. Harga emas bahkan berhasil menembus area psikologis USD 4.200 untuk pertama kalinya dalam sepuluh hari terakhir.
Momentum beli yang kuat membuka peluang emas menguji resistance berikutnya di kisaran USD 4.324 per troy ounce. Namun, potensi koreksi tetap ada jika rilis data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan hasil lebih hawkish, dengan support terdekat di level USD 4.208.
Dari sisi fundamental, penguatan emas didorong meningkatnya probabilitas penurunan suku bunga The Fed pada Desember. CME FedWatch Tool mencatat peluang penurunan suku bunga kini sebesar 87 persen, naik dari 71 persen pekan sebelumnya. Kondisi ini membuat dolar AS melemah ke posisi 99,49, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Selain itu, dinamika geopolitik, termasuk perkembangan diplomasi AS-Ukraina, turut mendorong minat investor pada emas di tengah ketidakpastian global. Pelaku pasar juga menunggu rilis data PMI Manufaktur ISM AS yang berpotensi memengaruhi pergerakan dolar dan emas dalam jangka pendek.
Secara keseluruhan, tren emas dunia masih bullish dengan fokus utama pada kebijakan The Fed dan data ekonomi AS. Tekanan beli yang kuat berpotensi membawa harga emas memasuki fase reli lanjutan dalam waktu dekat.
Dikutip dari liputan6.com
